Selasa, 29 Desember 2015

Mengatasi Jenuh

Habib Munzir Al Musawa : Ketahuilah bahwa jenuh pasti akan muncul dalam hari hari kita, tak ada orang yg mampu terhindar dari kejenuhan, karena itu adalah sifat manusia, sebagaimana lapar, haus, marah, sabar dll.

maka saat jenuh dalam ibadah muncul, segeralah mencari ibadah lainnya yg juga merupakan amal sholeh, tinggalkan rumah dan pergilah tamasya dan silaturahmi atau tafakkur alam,

atau sebaliknya carilah masjid, matikan handphone dan lupakan segala galanya, duduklah dalam naungan Istana ilahi itu dalam kesejukan ruhani..

atau pergilah ke pantai, saksikan ombak yg demikian dahsyatnya mencerminkan buaian tasbih dan dzikir alam memuliakan Maha Raja Alam Semesta.

atau mungkin anda membuka vcd vcd mengenai kejadian alam semesta sebagaimana yg dikeluarkan oleh Dr Harun Yahya.

ketahuilah hal hal diatas ini walau hanya satu dua jam saja, itu sudah sangat cukup melebur kejemuan kita..

hakekatnya adalah tetap kita menghindari kejenuhan dengan juga keridhoan Allah swt.. jangan tertipu dengan mencari hiburan dengan maksiat dan dosa, itu hanya menyegarkan sesaat dan setelah itu akan muncul himpitan baru dari kejenuhan dan kesempitan hati yg lebih dahsyat, sebab dosa dosa kita.

Senin, 28 Desember 2015

Terompet itu ditiup oleh bibir-bibir muslimin, sebagai tanda kemenangan bagi kaum kuffar….

Habibana Munzir AL Musawa : Dihadapan kita beberapa hari yang akan datang adalah malam tahun baru, dimana seluruh penduduk bumi memeriahkan malam 1 Januari itu dengan semarak, tak kalah penduduk ibukota Negara Muslimin terbesar di muka bumi ini, ribuan muslimin muslimat ummat Muhammad SAW keluar dari rumah mereka untuk merayakan malam tahun baru, menyiapkan uang yang cukup untuk bergembira.
Padahal uang yang mereka miliki itu setiap peser nya akan ia pertanggung jawabkan dihadapan Allah, mereka memadati jalanan hingga tak pernah ibukota mengalami kemacetan di malam hari seperti kemacetan malam tahun baru, entah apa yang menggembirakan mereka hingga mereka bertahan dan bersabar mengalami kemacetan yang begitu dahsyat.
Barangkali mereka menyambut sorga?, atau mereka merebutkan pembagian rumah atau uang ratusan juta rupiah?, ternyata tidak,mereka hanya merayakan hari tahun baru orang Nasrani belaka, yang tak membawa faedah apa-apa bagi mereka, tak membawa keuntungan apa-apa di dunia dan di akhirat.

Umat Muhammad SAW berjejal memadati jalan raya membawa istrinya, keluarganya, teman temannya, dan menyiapkan terompet demi meramaikan hari nasrani ini. Duh Robbi, semoga hal ini tak membuka pintu kemarahanMu pula hingga menumpahkan musibah dan kesempitan lagi pada kami..,
Saudara-saudaraku jauhilah perayaan malam tahun baru, malam 1 Januari adalah malam paling banyak maksiat ummat Muhammad SAW di muka bumi dalam setahun penuh, malam itu boleh kita namakan : “Malam kegelapan dosa dimuka bumi”. Dimana panggung panggung kemaksiatan ditegakkan, lalu ribuan manusia berjingkrak ria dan mabuk- mabukan berjoget diatas Bumi Allah disaksikan oleh seluruh bintang dilangit, disaksikan oleh jutaan sel tubuhnya yang ikut terlibat dalam gelimang dosa, dan disaksikan oleh Maha Raja Yang Maha Melihat, Yang Maha Menghamparkan Bumi untuk bersujud kepada Nya, merayakan hari ummat yang telah memfitnah Nya mempunyai putra, barangkali arwah ayah ibu meraka menangis menjerit jerit karena disiksa di alam kubur sebab perbuatan mereka, sedang anak-anaknya berjingkrak joget diatas bumi Allah SWT dalam kemaksiatan.
Saudara-saudarku bangkitlah… saudara- saudaraku hindarkanlah dirimu, anak-anakmu, keluargamu, tetanggamu, teman-temanmu, dari merayakan malam itu, hindarkan terompet- terompet tahun baru dari anak-anakmu, terompet itu ditiup oleh bibir-bibir muslimin, sebagai tanda kemenangan bagi kaum kuffar, menandakan anak anak muslimin telah dibawah injakan kaki orang kuffar karena mereka turut memeriahkan perayaan orang-orang yang bukan agamanya, betapa gelapnya pemahaman ayah ibunya, mereka mengeluarkan uangnya demi agar anaknya turut dalam kelompok kuffar, mereka membayar demi tarbiyah (didikan) kekufuran untuk anaknya….
ASTAGFIRULLAHAL ADHIIM… ASTAGFIRULLAHAL ADHIIM…
_______________________________________________________________________________________________
Mari sama sama kita berdzikir di malam tahun Baru
Maka disaat Pukul 00.00 WIB, dimana menggemanya terompet kemenangan kuffar, maka kita semua pula menyebut lafadh jalaalah : Ya Allahu.. Ya Allah.. Ya Allah..”
______

KEINDAHAN SUARA RASULULLAH S.A.W

Habib Munzir bin Fuad al Musawwa :
Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa tiada suara yang lebih indah daripada suara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan ketika beliau berbicara di hari Hajj Al Wada’ (Haji Perpisahan) yang dihadiri oleh puluhan ribu orang maka suara beliau terdengar rata oleh orang yang berada di barisan terdepan atau pun yang berada di barisan paling belakang, meskipun di saat itu tidak ada pengeras suara, akan tetapi angin tidak berani memotong suara nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana suara itu mampu menembus ‘arsy Ar rahman di dalam munajat.
Oleh sebab itu, ketika salah seorang sahabat Ra (dalam riawayat yang tsiqah) melihat aurat seorang wanita dengan sengaja, maka ia merasa telah berbuat dosa yang sangat besar dan ia pun menyendiri ke atas gunung dan tidak mau lagi melihat wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena dia merasa tidaklah pantas matanya melihat wajah beliau karena mata itu telah berbuat zina.
Dan setelah beberapa hari Rasulullah menanyakan orang itu karena beberapa hari Rasulullah tidak melihatnya, maka sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra mendatanginya ke gunung dan berkata kepada orang itu: “engkau dipanggil oleh Rasulullah”, orang itu menjawab: “aku tidak mau melihat wajah Rasulullah, mataku tidak lagi pantas memandang beliau karena telah berbuat dosa”, maka sayyidina Abu Bakr berkata: “ini adalah perintah Rasulullah”, maka ia pun datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan ketika itu Rasulullah sedang melakukan shalat maghrib, dan ketika ia mendengar bacaan Rasulullah dari kejauhan, ia pun terjatuh dan roboh karena tidak mampu mendengarkan lantunan suara indah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Maka ia diberdirikan oleh sayyidina Abu Bakr As Shiddiq dan dibimbing untuk terus masuk ke shaf shalat dan setelah selesai shalat, ketika orang-orang mulai berdiri dan keluar dari shaf shalat, ia hanya tertunduk saja, maka Rasulullah memanggilnya dan berkata :“kemarilah mendekat kepadaku”, ia mendekat hingga lututnya bersatu dengan lutut nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam namun ia tetap menundukkan kepalanya dan berkata: “wahai Rasulullah, aku tidak mau lagi melihat wajahmu karena mataku sudah banyak berbuat dosa”, maka Rasulullah berkata :“mohonlah ampunan kepada Allah”, maka ia berkata: “aku meyakini bahwa Allah Maha Pengampun, namun mata yang sudah banyak berbuat dosa ini tidak lagi pantas melihat wajahmu wahai Rasulullah”, ia masih terus menundukkkan kepalanya maka rsaulullah berkata : “angkatlah kepalamu!!”
Maka ia pun mengangkat kepalanya perlahan lahan dan beradu pandang denga Rasulullah, lalu ia kembali menundukkan kepalanya dan menangis di pangkuan Rasulullah kemudian wafat dipangkuan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka para sahabat pun kaget dan iri dengan orang itu karena walaupun mereka berjihad siang dan malam namun mereka tidak sempat mendapatkan kesempatan untuk wafat dipangkuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika itu air mata Rasulullah mengalir dan jatuh di atas wajah orang itu.
Semoga telinga kita ini dapat mendengar suara makhluk Allah SWT yang paling indah kelak di hari kiamat.

Jumat, 25 Desember 2015

Berkaitan dengan adanya pertanyaan akan hukum mengucapkan selamat hari natal bagi kaum muslimin,

hal tersebut tidak diharamkan secara mutlak, akan tetapi kembali kepada niat masing-masing, jika niat seseorang yang mengucapkan selamat hari natal adalah bermaksud dengan selamat lahirnya nabi Isa
bin Maryam (bukan Yesus/ tuhan kaum non muslim) maka hal tersebut diperbolehkan, sebagaimana ucapan nabi Isa dalam firman Allah Subhanahu wata’ala :

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ
يَوْمَ وُلِدْتُ
وَيَوْمَ أَمُوتُ
وَيَوْمَ أُبْعَثُ
حَيًّا

( مريم : 33 )

"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”

Pendapat banyak orang mengatakan bahwa tanggal 25 Desember bukanlah hari kelahiran nabi Isa, namun terlepas dari hal itu diperbolehkan mengucapkan selamat kelahiran semua para nabi dan rasul di hari mana pun dan kapan pun, terlebih lagi hari kelahiran nabi termulia nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam 12 Rabi’ Al Awwal. Adapun jika dari ucapan selamat hari natal itu bermaksud untuk menghormati kelahiran nabi yang dianggap sebagai putra tuhan, maka hal ini hukumnya haram. Dan hal ini telah disampaikan oleh guru mulia kita Al Habib Umar bin Muhammad Al Hafizh ketika majelis di Senayan 2 tahun yang lalu tanggal 31 Desember 2010.

Begitu juga hal-hal yang perlu kita perjelas dan harus dihindari oleh kaum muslimin adalah terompet di tahun baru, maka jauhkanlah hal tersebut dari kita, anak-anak kita, keluarga dan kerabat kita, karena jika seorang muslim yang meniupnya maka berarti sebagai tanda kemenangan non muslim atas umat muslimin, tanda kekalahan iman kita adalah dengan memuliakan hal-hal yang dimuliakan oleh orang-orang yang tidak menyembah Allah subhanahu wata’ala dan hal tersembut dihinakan oleh Allah
subhanahu wata’ala.

Kelak akan ditunjukkan di padang mahsyar, ketika nama-nama mereka dipanggil oleh Allah subhanahu wata’ala, dan malaikat mengangkat mereka dengan setinggi-tingginya dan berkata inilah wajah-wajah manusia yang memuliakan sesuatu yang dihinakan oleh Allah subhanahu wata’ala dan menghinakan hal-hal yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala, sehingga berjatuhan kulit wajah-wajah itu dari rasa malu kepada Allah subhanahu wata’ala akan perbuatannya di dunia. Maka jauhkanlah anak-anak dan keluarga serta kerabat kita dari meniup terompet di malam tahun
baru.

اللهم يا ربَّ سيدنا محمد وآل سيدنا محمد صلِّ وسلِّم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد، وأذهِب حزنٓ قلبي في الدنيا والآخرة، وأجرِ يا رب لطفٓك الخفي في أمورِنا وأمورِ المسلمين.
Allahumma yaa rabba sayyidina Muhammad wa aali sayyidina Muhammad shalli wa sallim 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad, wa adzhib huzna qalbi fid-dunya wal aakhirah, wa ajri yaa rab lutfikal khafi fi umurina wa umuril muslimin."

Rahasia dan tips membuat ibadah menjadi khusyu

Suatu hari pernah ada seseorang mendatangi guru mulia Al-Habib Umar Bin Hafidz dan bertanya :
Bagaimana agar kita bisa khusyu' dalam ibadah...?

Habib Umar bin Hafidz menjawab:
Seseorang itu bisa dikatakan khusyu' jika memenuhi enam (6) kriteria, Yaitu:

1. HUDHURUL QALB: حضور القلب
dengan hadirnya hati.

2.TAFAHUMUL MA'ANII: تفاهم المعاني
Memahami setiap arti apa-apa yang kita katakan dan sedang kita lakukan.

3.AL-IJLAL WAT TA'DZHIEM MA'AL HAYBAH: الإجلال والتعظيم مع الهيبة
Memiliki rasa memulyakan dan pengAgungan di iringi dengan rasa haibah (kewibawaan).
Haibah: Rasa takut yang timbul karena rasa mengAgungkan.

4.AL IJLAL WAT TA'DZHIEM: الإجلال والتعظيم
Memiliki rasa mengagungkan dan memulyakan Allah Ta'ala. Terkadang hati kita sudah hadir, mengetahui arti, tapi tanpa pengagungan hal ini seperti seseorang yang memahami perkataan anak kecil tapi tidak terlalu menghiraukannya.

5.AR RAJAA': الرجاء
Penuh harapan, sangat mengharap Ibadah sholat kita di terima oleh Allah,Ini juga menjadi sebab dekatnya kita pada allah serta mengharapkan mendapat balasan yang agung.

6.AL-HAYA': ألحياء
Adanya rasa malu bahwasannya kita tidak menunaikan hak Allah dengan semestinya.

Kemudian Habib Umar menegaskan: "Jika enam kriteria ini,sudah kamu miliki, maka sholatmu sudah bisa di katakan sholat yang khusyu'."

Wallahu a'lam bis shawab.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Ya Allah, Jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang mendirikan sholat dan dari keturunan kami, Wahai Rabb-kami terimalah doa kami.

Mudah-mudahan Allah Ta'ala memudahkan kita untuk menjalankan Ibadah-ibadah dan diKaruniakan Qalbun Saliim, Hati yang tenang, Hati yang damai Hati Yang Khusyu'.

Kamis, 24 Desember 2015

Sejarah singkat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris.Kita mengenal musim itu sebagai Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun
1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat Islam terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual.
Adalah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi --orang Eropa menyebutnya Saladin,
seorang pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata. Salahuddin memerintah para tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub
katakanlah dia setingkat Gubernur. Pusat kesultanannya berada di kota Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir
sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Kata Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Salahuddin mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal kalender Hijriyah, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan secara massal. Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari khalifah di Baghdad yakni An-Nashir, ternyata khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji bulan Dzulhijjah 579 H (1183 Masehi), Salahuddin sebagai penguasa haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera menyosialkan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 Hijriah (1184 M) tanggal 12 Rabiul-Awal dirayakan sebagai hari
Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat Islam. Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin
kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang.Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Sultan Salahuddin pada peringatan Maulid Nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 H) adalah menyelenggarakan
sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan
bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji. Karyanya yang dikenal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering dibaca masyarakat di kampung-kampung pada
peringatan Maulid Nabi.
Barzanji bertutur tentang kehidupan Muhammad, mencakup silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi
rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.
Nama Barzanji diambil dari nama pengarang naskah tersebut yakni Syekh Ja'far al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim. Dia lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul 'Iqd Al-Jawahir (artinya kalung permata) yang disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Tapi kemudian lebih terkenal dengan nama penulisnya
Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini.

Kamis, 17 Desember 2015

TANYA: Habib,bolehkah saya memajang foto Habib Munzir(ana sangat mengidolakan Habib)

Jawab Habib Munzir Almusawa:

saudaraku, Rasul saw bersabda : maukah kuberitahukan orang orang mulia diantara kalian?, mereka yg jika dipandang wajahnya akan menggetarkan hati untuk berdzikir dan mengngat Allah" (HR Bukhari). namun wajah karung dosa ini belum sampai dan masih sangat jauh dari itu, namun bolehlah anda memasangnya anggaplah itu foto teman anda. (Barangkali tak akan ada lagi Seorang Guru Yg mempunyai akhlak sesantun beliau,dan menganggap karung karung dosa sebagai temannya)

Rabu, 16 Desember 2015

Ini Dia Jawaban Untuk Membersihkan Hati

Suatu saat ketika ziarah Zanbal dengan beberapa sahabat dan guru mulia Al-Habib Umar Bin Hafidz BSA , Ada salah satu murid bertanya kepada Guru Mulia :
"Ya Habib apakah obat agar hati saya bersih dari suudzhon ?"
Pertanyaan yang hebat dan butuh jawaban yang hebat pula dan meluas, Habib Umar Bin Hafidz menatapwajah penanya dengan tersenyum sebagaimana adat beliau,
Lalu menjawab dengan jawaban yang sangat singkat : "لا تصدقه "
"Jangan engkau percaya (apa yang diucapkan hatimu ) "
Subhanallah kalimat yang sedikit itu apabila kita Jabarkan akan menjadi hal yang panjang dan meluas itulah Taufiq Allah, Obat agar engkau tidak mudah berburuk sangka adalah memutar balik omongan hati
Contoh:
Jika ada orang yang berjalan di depanmu menuju mesjid dengan cara jalan yang sombong dan hatimu berkata :
"orang ini pasti Riya ingin dilihat orang dan sombong."
Maka kau jangan percaya omongan tersebut lalu kau jawab dengan kebalikannya :
"Tidak orang ini pasti ikhlas dan ingin menjadi hamba yang baik …."
sadar… prasangka buruk kita kepada orang belum tentu mewakili pandangannya Allah, dan kita gak akan jadi mulia dengan melontarkan prasangka buruk tersebut..
Mari mulai bersihkan hati untuk senantiasa berbaik sangka terhadap siapapun agar diri kita selamat dari dosa dan murka Allaah SWT..aamiiin
Wallahu a'lam
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi wasalim —

Sumber : Habibana Umar bin Hafidz

Ini Alasan Mengapa Jaket Majelis Rasulullah Berwarna Hitam

di jelaslah oleh Habib Munzir bin Fuad al Musawwa :
Mengenai Warna Jaket Majelis Rasulullah saw itu tak mengandung warna tertentu, saya melihat banyaknya para pemuda muslimin yg menggunakan jaket yg bertuliskan hal hal yg berbau barat, atau tak mencirikan keimanan, maka saya bertanya, ?memangnya tak ada kah jaket yg bertuliskan atau berlambang islami?, sepantasnya kita memulainya..?, maka disepakatilah pembuatan Jaket tersebut dengan Lambang Masjid Nabawiy, dan Tulisan Majelis Rasulullah saw. saya memerintahkan agar tulisan itu ditulis bukan dengan huruf arab, namun ditulis dengan huruf latin, agar boleh dibawa masuk ke toilet.hanya saat itu permintaan para pemuda mereka lebih cenderung warna hitam, karena tidak cepat kotor, dan saya cenderung warna putih namun mereka berkata bahwa jaket itu akan sering dipakai di motor, maka pastilah jamaah membutuhkan yg warna gelap, dan warna paling gelap adalah hitam, lalu saya menyarankan agar tulisannya putih, namun pendapat para pemuda bahwa warna putih akan cepat kotor pula, maka dipilihlah warna kuning, yaitu warna cerah yg tidak cepat kotor namun akan tampil indah dan menyala diatas hitam.Itu saja awalnya, namun setelah ternyata peminatnya sangat banyak, maka saya terus terang saja agak risih dengan hadirin di majelis yg berjaket hitam.. duh.. kok jadi hitam hitam begini, kok apa ngga pada dibuka jaketnya kalau lagi di majelis ya?, apa ngga kepanasan ya?, tapi saya tak tega untuk menegur, toh mereka telah memakai pakaian yg berbau islami, maka saya meminta Kios Nabawiy untuk membuat lagi kemeja yg berwarna warni, putih, hijau, biru dan lainnya, dan nanti akan di produk pula Jaket Merah muda dan biru muda untuk Nisa (wanita).Begitu saja saya kira, tidak ada warna tertentu untuk majelis kita.
Majelis Rasulullah tak mempunyai lambing warna tertentu, lambang kita hanyalah sunnah Rasul saw..,
semoga dakwah Majelis Rasulullah SAW semakin luas

Minggu, 06 September 2015

Hadits ini menerangkan betapa cintanya Sang Nabi SAW kepadaku dan kalian

Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa beliau berkata : "Sampailah kita kepada Hadits yang Mulia yang jika mereka merenungkannya, ia akan lebur dengan Cinta kepada Sang Nabi SAW. Hadits ini menerangkan betapa cintanya Sang Nabi SAW kepadaku dan kalian. "ANA AWLA BIL MU'MINIIN MIN ANFUSIHIM | Aku (Nabi Muhammad SAW) lebih utama, lebih patut didahulukan oleh orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri'' Inilah bentuk kemuliaan ALLAH SWT kepada Sang Nabi Saw untuk setiap pribadi muslimin muslimat. Betapa dekat dan eratnya dan tidak bisa terputusnya Sang Nabi SAW dengan ummatnya karena Beliau AWLA BIL MU'MINIINA MIN ANFUSIHIM. Sungguh Bila beliau masih berada didekat kita , Beliau SAW akan memberikan dan memebela seluruh Ummatnya yang kesulitan. Baik yang tertimpa keseulitan Dhahir maupun keseulitan Bathin, dari permasalahan hidup hingga seluruh yang bersangkutan dengan hajat-hajat ku dan kalian. Lalu apa yang Sang Nabi SAW berikan kepada kita ? "Jika ada dianatara kalian (Ummat Sang Nabi SAW dimasa itu) yang wafat dan tidak punya harta untuk membayar hutang-hutangnya, maka Aku (Nabi Muhammad SAW) yang akan membayar hutan-hutang tsb". Sang Penebus Hutanghutang Ummatnya yang tidak mampu untuk membayar, IALAH SAYYIDINA MUHAMMAD SAW . "Barang siapa yang masih meninggalkan harta maka untuk ahli Warisnya" Demikianlah ucapan Sang Nabi SAW Jadi pada Hakikatnya yang lebih berhak kepada ahli waris itu adalah Sang NABI MUHAMMAD SAW. Karena Beliau SAW lebih berhak daripada keluarganya tetapi Sang Nabi SAW mengatakan "Kalau ada hutang, biar Aku yang membayar hutang-hutang tsb (Maksudnya Rasulullah SAW , agar hutang-hutang dari ummatnya yang telah wafat dan tidak mampu membayar agar diberikan kepada Rasulullah SAW agar Beliau SAW yang melunasinya). NAMUN kata Rasulullah SAW bila ada harta yang ditinggalkannya (maksudnya ditinggalkan oleh orang tsb yg telah wafat) maka ambilah dan itu untuk keluarganya. tapi kalau ummatnya yang wafat dan memiliki hutang yang belum dibayarkan atau ia tidak mampu membayarnya maka, Aku (Nabi Muhammad SAW) yang akan membayar hutangnya. Demikianlah Sosok Pemimpin besar di Dunia dan Akhirah Sayyidinia Muhammad SAW. Beliaulah Sang Penebus umatnya di Dunia dan Akhirah. Sehingga di yaumual Qiyamah, Beliau SAW juga yang berusaha menebus dosa umatnya dengan bersujud untunk pengampunan demi seluruh pendosa diantara aku dan kalian. Inilah Sayyidina Muhammad SAW"

Sabtu, 05 September 2015

BIOGRAFI & KESEHARIAN SULTONUL QULUB HABIB MUNZIR BIN FUAD ALMUSAWA

Ayah saya bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatera selatan, dibesarkan di Makkah Al mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar negeri, di harian Berita Yudha, yang kemudian di harian Berita Buana, beliau menjadi wartawan luar negeri selama kurang lebih empat puluh tahun, pada tahun 1996 beliau wafat dan dimakamkan di Cipanas cianjur jawa barat. Nama saya Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, saya dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum'at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393H, setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, saya mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma'had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bhs.Arab di LPBA Assalafy Jakarta timur, lalu memperdalam lagi Ilmu Syari?ah Islamiyah di Ma;had Al Khairat, Bekasi Timur, kemudian saya meneruskan untuk lebih mendalami Syari;ah ke Ma;had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman, selama empat tahun, disana saya mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur;an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya. Saya kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah, dengan mengunjungi rumah rumah, duduk dan bercengkerama dg mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka mulailah saya membuka majlis, jumlah hadirin sekitar enam orang, saya terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt, yang membuat hati pendengar sejuk, saya tidak mencampuri urusan politik, dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kpd Allah swt, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll, tapi justru mewarnai semua gerak gerik kita dg kehidupan yang Nabawiy, kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy, kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy, betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan, inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing masing dg kesibukannya tapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam. Kini majlis taklim saya yang dulu hanya dihadiri enam orang, sudah berjumlah sekitar tiga ribu hadirin, saya sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta pusat, saya juga sudah membuka majlis di seputar pulau jawa, yaitu: jawa barat : Ujungkulon Banten, Cianjur, Bandung, Majalengka, Subang. Jawa tengah : Slawi Tegal, Purwokerto, Wonosobo, Jogjakarta, Solo, Sukoharjo, Jepara, Semarang, Jawa timur : Mojokerto, Malang, Sukorejo, Tretes, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo. Bali : Denpasar, Klungkung, Negara, Karangasem. NTB Mataram Ampenan Luar Negeri : Singapura, Johor, Kualalumpur. namun kini kesemua kunjungan keluar jakarta telah saya cukupkan setahun sekali dengan perintah Guru saya. Dan saya pun telah menjadi Narasumber di beberapa stasion TV swasta, yaitu di Indosiar untuk acara Embun Pagi tayangan 27 menit, di ANTV untuk acara Mutiara Pagi tayangan 27menit, RCTI, TPI, Trans TV dan La TV. saya membina puluhan majelis di jakarta, yg kesemuanya mendapat giliran jadwal kunjungan sebulan sekali, selain Majelis Induk di Masjid Almunawar Pancoran jakarta selatan yg diadakan setiap senin malam dan setiap malam jumat di kediaman saya, maka padatlah jadwal saya setiap malamnya sebulan penuh, namun tuntutan dari wilayah wilayah baru terus mendesak saya, maka saya terus berusaha memberi kesempatan kunjungan walaupun dg keterbatasan waktu. Email pribadi saya : munziralmusawa@yahoo.com Demikianlah sekilas dari Biografi saya, untuk memperjelas gerakan dakwah yang saya jalankan, semoga limpahan rahmat Allah swt bagi mereka yang berminat menerima seruan seruan Kelembutan Allah swt, Amin Allahumma Amin. Demikian Biografi ini saya buat, Hormat Saya, Khadim Majelis Rasulullah saw (Munzir Almusawa) Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Almusawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali' Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqibm Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin ALi Zainal Abidin bin Husein Dari Fathimah Azahra Putri Rasul saw. Habib Munzir Almusawa - Sanad Keguruan terus terang saja saya malu sekali menuliskan sanad guru guru saya, karena saya ini belum pantas menjadi murid mereka, mereka semua adalah orang orang shalih, 'alim, hafidh Alqur'an, Ahlulkhusyu, Ahlussujuud, jauh berbeda dengan kantong dosa penyakitan yg bernama munzir ini, namun saya akan berdosa pula bila menyembunyikan sanad guru guru mulia ini. Guru saya : Al Allamah Al habib Umar bin hafidh, dari gurunya : Al Allamah Alhabib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf, dari gurunya Al Allamah Alhabib Abdullah bin Umar Assyatiri, dari gurunya Al Allamah Alhabib Ali bin Muhammad Alhabsyi (simtuddurar), dari gurunya Al Allamah Alhabib Abdurrahman Almasyhur (shohibulfatawa), dari gurunya Al Allamah Alhabib Abdullah bin Husein bin Thohir, dari gurunya Al Allamah Alhabib Umar bin Seggaf Assegaf , dari gurunya Al Allamah Alhabib Hamid bin Umar Ba?alawiy, dari gurunya Al Allamah Alhabib Ahmad bin Zein Alhabsyi, dari gurunya Al Allamah Alhabib Abdullah bin Alawi Alhaddad (shohiburratib), dari gurunya Al Allamah Alhabib Umar bin Abdurrahman Alattas (Shohiburratib), dari gurunya Al Allamah Alhabib Husein bin Abubakar bin Salim, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Abubakar bin Salim (fakhrulwujud), dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Abdurrahman bin Ali (Ainulmukasyifiin), dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Ali bin Abubakar (assakraan), dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Abubakar bin Abdurrahman Assegaf, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Muhammad Mauladdawilah, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Ali bin Alwi Alghayur, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Faqihilmuqaddam Muhammad bin Ali Ba;alawiy, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Ali bin Muhammad Shahib Marbath, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Muhammad Shahib Marbath bin Ali, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Ali Khali' Qasam bin Alwi, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Alwi bin Muhammad, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Muhammd bin Alwi, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Alwi bin Ubaidillah, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Ubaidillah bin Ahmad Al muhajir, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Isa Arruumiy bin Muhammad Annaqib, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Muhammad Annaqib bin Ali Al Uraidhiy, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Ali Al Ureidhiy bin Jakfar Asshadiq, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Muhammad Albaqir bin Ali Zainal Abidin, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Ali Zainal abidin Assajjad, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Husein ra, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Ali bin Abi Thalib kw dan para sahabat lainnya radhiyallahu ;anhum, dari Guru mulia tertinggi dari semua guru Sayyidina Rasulillah saw. demikian saudaraku yg kumuliakan, wallahu a'lam