Minggu, 06 September 2015

Hadits ini menerangkan betapa cintanya Sang Nabi SAW kepadaku dan kalian

Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa beliau berkata : "Sampailah kita kepada Hadits yang Mulia yang jika mereka merenungkannya, ia akan lebur dengan Cinta kepada Sang Nabi SAW. Hadits ini menerangkan betapa cintanya Sang Nabi SAW kepadaku dan kalian. "ANA AWLA BIL MU'MINIIN MIN ANFUSIHIM | Aku (Nabi Muhammad SAW) lebih utama, lebih patut didahulukan oleh orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri'' Inilah bentuk kemuliaan ALLAH SWT kepada Sang Nabi Saw untuk setiap pribadi muslimin muslimat. Betapa dekat dan eratnya dan tidak bisa terputusnya Sang Nabi SAW dengan ummatnya karena Beliau AWLA BIL MU'MINIINA MIN ANFUSIHIM. Sungguh Bila beliau masih berada didekat kita , Beliau SAW akan memberikan dan memebela seluruh Ummatnya yang kesulitan. Baik yang tertimpa keseulitan Dhahir maupun keseulitan Bathin, dari permasalahan hidup hingga seluruh yang bersangkutan dengan hajat-hajat ku dan kalian. Lalu apa yang Sang Nabi SAW berikan kepada kita ? "Jika ada dianatara kalian (Ummat Sang Nabi SAW dimasa itu) yang wafat dan tidak punya harta untuk membayar hutang-hutangnya, maka Aku (Nabi Muhammad SAW) yang akan membayar hutan-hutang tsb". Sang Penebus Hutanghutang Ummatnya yang tidak mampu untuk membayar, IALAH SAYYIDINA MUHAMMAD SAW . "Barang siapa yang masih meninggalkan harta maka untuk ahli Warisnya" Demikianlah ucapan Sang Nabi SAW Jadi pada Hakikatnya yang lebih berhak kepada ahli waris itu adalah Sang NABI MUHAMMAD SAW. Karena Beliau SAW lebih berhak daripada keluarganya tetapi Sang Nabi SAW mengatakan "Kalau ada hutang, biar Aku yang membayar hutang-hutang tsb (Maksudnya Rasulullah SAW , agar hutang-hutang dari ummatnya yang telah wafat dan tidak mampu membayar agar diberikan kepada Rasulullah SAW agar Beliau SAW yang melunasinya). NAMUN kata Rasulullah SAW bila ada harta yang ditinggalkannya (maksudnya ditinggalkan oleh orang tsb yg telah wafat) maka ambilah dan itu untuk keluarganya. tapi kalau ummatnya yang wafat dan memiliki hutang yang belum dibayarkan atau ia tidak mampu membayarnya maka, Aku (Nabi Muhammad SAW) yang akan membayar hutangnya. Demikianlah Sosok Pemimpin besar di Dunia dan Akhirah Sayyidinia Muhammad SAW. Beliaulah Sang Penebus umatnya di Dunia dan Akhirah. Sehingga di yaumual Qiyamah, Beliau SAW juga yang berusaha menebus dosa umatnya dengan bersujud untunk pengampunan demi seluruh pendosa diantara aku dan kalian. Inilah Sayyidina Muhammad SAW"

Sabtu, 05 September 2015

BIOGRAFI & KESEHARIAN SULTONUL QULUB HABIB MUNZIR BIN FUAD ALMUSAWA

Ayah saya bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatera selatan, dibesarkan di Makkah Al mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar negeri, di harian Berita Yudha, yang kemudian di harian Berita Buana, beliau menjadi wartawan luar negeri selama kurang lebih empat puluh tahun, pada tahun 1996 beliau wafat dan dimakamkan di Cipanas cianjur jawa barat. Nama saya Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, saya dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum'at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393H, setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, saya mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma'had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bhs.Arab di LPBA Assalafy Jakarta timur, lalu memperdalam lagi Ilmu Syari?ah Islamiyah di Ma;had Al Khairat, Bekasi Timur, kemudian saya meneruskan untuk lebih mendalami Syari;ah ke Ma;had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman, selama empat tahun, disana saya mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur;an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya. Saya kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah, dengan mengunjungi rumah rumah, duduk dan bercengkerama dg mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka mulailah saya membuka majlis, jumlah hadirin sekitar enam orang, saya terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt, yang membuat hati pendengar sejuk, saya tidak mencampuri urusan politik, dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kpd Allah swt, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll, tapi justru mewarnai semua gerak gerik kita dg kehidupan yang Nabawiy, kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy, kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy, betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan, inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing masing dg kesibukannya tapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam. Kini majlis taklim saya yang dulu hanya dihadiri enam orang, sudah berjumlah sekitar tiga ribu hadirin, saya sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta pusat, saya juga sudah membuka majlis di seputar pulau jawa, yaitu: jawa barat : Ujungkulon Banten, Cianjur, Bandung, Majalengka, Subang. Jawa tengah : Slawi Tegal, Purwokerto, Wonosobo, Jogjakarta, Solo, Sukoharjo, Jepara, Semarang, Jawa timur : Mojokerto, Malang, Sukorejo, Tretes, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo. Bali : Denpasar, Klungkung, Negara, Karangasem. NTB Mataram Ampenan Luar Negeri : Singapura, Johor, Kualalumpur. namun kini kesemua kunjungan keluar jakarta telah saya cukupkan setahun sekali dengan perintah Guru saya. Dan saya pun telah menjadi Narasumber di beberapa stasion TV swasta, yaitu di Indosiar untuk acara Embun Pagi tayangan 27 menit, di ANTV untuk acara Mutiara Pagi tayangan 27menit, RCTI, TPI, Trans TV dan La TV. saya membina puluhan majelis di jakarta, yg kesemuanya mendapat giliran jadwal kunjungan sebulan sekali, selain Majelis Induk di Masjid Almunawar Pancoran jakarta selatan yg diadakan setiap senin malam dan setiap malam jumat di kediaman saya, maka padatlah jadwal saya setiap malamnya sebulan penuh, namun tuntutan dari wilayah wilayah baru terus mendesak saya, maka saya terus berusaha memberi kesempatan kunjungan walaupun dg keterbatasan waktu. Email pribadi saya : munziralmusawa@yahoo.com Demikianlah sekilas dari Biografi saya, untuk memperjelas gerakan dakwah yang saya jalankan, semoga limpahan rahmat Allah swt bagi mereka yang berminat menerima seruan seruan Kelembutan Allah swt, Amin Allahumma Amin. Demikian Biografi ini saya buat, Hormat Saya, Khadim Majelis Rasulullah saw (Munzir Almusawa) Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Almusawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali' Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqibm Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin ALi Zainal Abidin bin Husein Dari Fathimah Azahra Putri Rasul saw. Habib Munzir Almusawa - Sanad Keguruan terus terang saja saya malu sekali menuliskan sanad guru guru saya, karena saya ini belum pantas menjadi murid mereka, mereka semua adalah orang orang shalih, 'alim, hafidh Alqur'an, Ahlulkhusyu, Ahlussujuud, jauh berbeda dengan kantong dosa penyakitan yg bernama munzir ini, namun saya akan berdosa pula bila menyembunyikan sanad guru guru mulia ini. Guru saya : Al Allamah Al habib Umar bin hafidh, dari gurunya : Al Allamah Alhabib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf, dari gurunya Al Allamah Alhabib Abdullah bin Umar Assyatiri, dari gurunya Al Allamah Alhabib Ali bin Muhammad Alhabsyi (simtuddurar), dari gurunya Al Allamah Alhabib Abdurrahman Almasyhur (shohibulfatawa), dari gurunya Al Allamah Alhabib Abdullah bin Husein bin Thohir, dari gurunya Al Allamah Alhabib Umar bin Seggaf Assegaf , dari gurunya Al Allamah Alhabib Hamid bin Umar Ba?alawiy, dari gurunya Al Allamah Alhabib Ahmad bin Zein Alhabsyi, dari gurunya Al Allamah Alhabib Abdullah bin Alawi Alhaddad (shohiburratib), dari gurunya Al Allamah Alhabib Umar bin Abdurrahman Alattas (Shohiburratib), dari gurunya Al Allamah Alhabib Husein bin Abubakar bin Salim, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Abubakar bin Salim (fakhrulwujud), dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Abdurrahman bin Ali (Ainulmukasyifiin), dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Ali bin Abubakar (assakraan), dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Abubakar bin Abdurrahman Assegaf, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Muhammad Mauladdawilah, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Alhabib Ali bin Alwi Alghayur, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Faqihilmuqaddam Muhammad bin Ali Ba;alawiy, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Ali bin Muhammad Shahib Marbath, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Muhammad Shahib Marbath bin Ali, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Ali Khali' Qasam bin Alwi, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Alwi bin Muhammad, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Muhammd bin Alwi, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Alwi bin Ubaidillah, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Ubaidillah bin Ahmad Al muhajir, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Isa Arruumiy bin Muhammad Annaqib, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Muhammad Annaqib bin Ali Al Uraidhiy, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Ali Al Ureidhiy bin Jakfar Asshadiq, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Muhammad Albaqir bin Ali Zainal Abidin, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Ali Zainal abidin Assajjad, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Husein ra, dari ayahnya sekaligus gurunya Al Allamah Al Imam Ali bin Abi Thalib kw dan para sahabat lainnya radhiyallahu ;anhum, dari Guru mulia tertinggi dari semua guru Sayyidina Rasulillah saw. demikian saudaraku yg kumuliakan, wallahu a'lam