Sabtu, 30 Januari 2016

Beginilah contoh berjalannya baginda nabi muhammad saw

Habib Munzir Al Musawa bercerita :
Guru Mulia kita Al Hafidz Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz, beliau adalah salah seorang shalihin yang saya sendiri dan ribuan orang yang menyaksikannya siang dan malam beliau dipenuhi dengan sunnah Nabi Muhammad Saw. Sampai kadang kalau kita mau cari sunnah yang tidak ditemukan di kitab, lihat pada perbuatan beliau (Al Hafidz Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz) ada, berarti ada di kitab, cari ketemu
. Hadirin – hadirat, demikian indahnya perbuatan beliau, siang dan malam beliau, semua gerak – geriknya kalau kita lihat ada di sunnah Rasul saw.
Saya pernah hadir, karena saya juga dulu pernah ragu. Mau punya guru, tidak sembarang punya guru, sembarang ngikutin guru, tidak. Saya ingin punya guru orang yang betul – betul menjalankan sunnah Rasul saw. Orang – orang yang betul – betul berpijak pada sunnah, maka saya lihat beberapa banyak jumpa dengan beliau, saya jatuh cinta dengan beliau. Karena memang siang dan malamnya adalah sunnah Nabi Muhammad Saw. Pertama kali yang saya lihat “beliau kalau minum duduk, tidak mau berdiri”. Lalu setelahi tu saya lihat “jalannya cepat”. Saya belum pernah lihat orang jalannya cepat seperti ini, yang saya tahu para shalihin jalannya tidak terlalu cepat dan yang saya tahu ulama yang saya kenal jalannya santai saja. Yang jalan cepat seperti ini saya belum lihat. Ternyata ada kitabnya bahwa Rasulullah itu kalau jalan cepat seakan – akan bumi itu digulung dari cepatnya jalan beliau saw. Gerak – gerik beliau (Al Hafidz Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz) adalah sunnah Nabi Muhammad Saw. Apa yang belum kita temukan, kita lihat tingkah beliau, kemudian cari di kitab, ketemu sunnah Rasul saw.

Selasa, 29 Desember 2015

Mengatasi Jenuh

Habib Munzir Al Musawa : Ketahuilah bahwa jenuh pasti akan muncul dalam hari hari kita, tak ada orang yg mampu terhindar dari kejenuhan, karena itu adalah sifat manusia, sebagaimana lapar, haus, marah, sabar dll.

maka saat jenuh dalam ibadah muncul, segeralah mencari ibadah lainnya yg juga merupakan amal sholeh, tinggalkan rumah dan pergilah tamasya dan silaturahmi atau tafakkur alam,

atau sebaliknya carilah masjid, matikan handphone dan lupakan segala galanya, duduklah dalam naungan Istana ilahi itu dalam kesejukan ruhani..

atau pergilah ke pantai, saksikan ombak yg demikian dahsyatnya mencerminkan buaian tasbih dan dzikir alam memuliakan Maha Raja Alam Semesta.

atau mungkin anda membuka vcd vcd mengenai kejadian alam semesta sebagaimana yg dikeluarkan oleh Dr Harun Yahya.

ketahuilah hal hal diatas ini walau hanya satu dua jam saja, itu sudah sangat cukup melebur kejemuan kita..

hakekatnya adalah tetap kita menghindari kejenuhan dengan juga keridhoan Allah swt.. jangan tertipu dengan mencari hiburan dengan maksiat dan dosa, itu hanya menyegarkan sesaat dan setelah itu akan muncul himpitan baru dari kejenuhan dan kesempitan hati yg lebih dahsyat, sebab dosa dosa kita.

Senin, 28 Desember 2015

Terompet itu ditiup oleh bibir-bibir muslimin, sebagai tanda kemenangan bagi kaum kuffar….

Habibana Munzir AL Musawa : Dihadapan kita beberapa hari yang akan datang adalah malam tahun baru, dimana seluruh penduduk bumi memeriahkan malam 1 Januari itu dengan semarak, tak kalah penduduk ibukota Negara Muslimin terbesar di muka bumi ini, ribuan muslimin muslimat ummat Muhammad SAW keluar dari rumah mereka untuk merayakan malam tahun baru, menyiapkan uang yang cukup untuk bergembira.
Padahal uang yang mereka miliki itu setiap peser nya akan ia pertanggung jawabkan dihadapan Allah, mereka memadati jalanan hingga tak pernah ibukota mengalami kemacetan di malam hari seperti kemacetan malam tahun baru, entah apa yang menggembirakan mereka hingga mereka bertahan dan bersabar mengalami kemacetan yang begitu dahsyat.
Barangkali mereka menyambut sorga?, atau mereka merebutkan pembagian rumah atau uang ratusan juta rupiah?, ternyata tidak,mereka hanya merayakan hari tahun baru orang Nasrani belaka, yang tak membawa faedah apa-apa bagi mereka, tak membawa keuntungan apa-apa di dunia dan di akhirat.

Umat Muhammad SAW berjejal memadati jalan raya membawa istrinya, keluarganya, teman temannya, dan menyiapkan terompet demi meramaikan hari nasrani ini. Duh Robbi, semoga hal ini tak membuka pintu kemarahanMu pula hingga menumpahkan musibah dan kesempitan lagi pada kami..,
Saudara-saudaraku jauhilah perayaan malam tahun baru, malam 1 Januari adalah malam paling banyak maksiat ummat Muhammad SAW di muka bumi dalam setahun penuh, malam itu boleh kita namakan : “Malam kegelapan dosa dimuka bumi”. Dimana panggung panggung kemaksiatan ditegakkan, lalu ribuan manusia berjingkrak ria dan mabuk- mabukan berjoget diatas Bumi Allah disaksikan oleh seluruh bintang dilangit, disaksikan oleh jutaan sel tubuhnya yang ikut terlibat dalam gelimang dosa, dan disaksikan oleh Maha Raja Yang Maha Melihat, Yang Maha Menghamparkan Bumi untuk bersujud kepada Nya, merayakan hari ummat yang telah memfitnah Nya mempunyai putra, barangkali arwah ayah ibu meraka menangis menjerit jerit karena disiksa di alam kubur sebab perbuatan mereka, sedang anak-anaknya berjingkrak joget diatas bumi Allah SWT dalam kemaksiatan.
Saudara-saudarku bangkitlah… saudara- saudaraku hindarkanlah dirimu, anak-anakmu, keluargamu, tetanggamu, teman-temanmu, dari merayakan malam itu, hindarkan terompet- terompet tahun baru dari anak-anakmu, terompet itu ditiup oleh bibir-bibir muslimin, sebagai tanda kemenangan bagi kaum kuffar, menandakan anak anak muslimin telah dibawah injakan kaki orang kuffar karena mereka turut memeriahkan perayaan orang-orang yang bukan agamanya, betapa gelapnya pemahaman ayah ibunya, mereka mengeluarkan uangnya demi agar anaknya turut dalam kelompok kuffar, mereka membayar demi tarbiyah (didikan) kekufuran untuk anaknya….
ASTAGFIRULLAHAL ADHIIM… ASTAGFIRULLAHAL ADHIIM…
_______________________________________________________________________________________________
Mari sama sama kita berdzikir di malam tahun Baru
Maka disaat Pukul 00.00 WIB, dimana menggemanya terompet kemenangan kuffar, maka kita semua pula menyebut lafadh jalaalah : Ya Allahu.. Ya Allah.. Ya Allah..”
______

KEINDAHAN SUARA RASULULLAH S.A.W

Habib Munzir bin Fuad al Musawwa :
Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa tiada suara yang lebih indah daripada suara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan ketika beliau berbicara di hari Hajj Al Wada’ (Haji Perpisahan) yang dihadiri oleh puluhan ribu orang maka suara beliau terdengar rata oleh orang yang berada di barisan terdepan atau pun yang berada di barisan paling belakang, meskipun di saat itu tidak ada pengeras suara, akan tetapi angin tidak berani memotong suara nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana suara itu mampu menembus ‘arsy Ar rahman di dalam munajat.
Oleh sebab itu, ketika salah seorang sahabat Ra (dalam riawayat yang tsiqah) melihat aurat seorang wanita dengan sengaja, maka ia merasa telah berbuat dosa yang sangat besar dan ia pun menyendiri ke atas gunung dan tidak mau lagi melihat wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena dia merasa tidaklah pantas matanya melihat wajah beliau karena mata itu telah berbuat zina.
Dan setelah beberapa hari Rasulullah menanyakan orang itu karena beberapa hari Rasulullah tidak melihatnya, maka sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra mendatanginya ke gunung dan berkata kepada orang itu: “engkau dipanggil oleh Rasulullah”, orang itu menjawab: “aku tidak mau melihat wajah Rasulullah, mataku tidak lagi pantas memandang beliau karena telah berbuat dosa”, maka sayyidina Abu Bakr berkata: “ini adalah perintah Rasulullah”, maka ia pun datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan ketika itu Rasulullah sedang melakukan shalat maghrib, dan ketika ia mendengar bacaan Rasulullah dari kejauhan, ia pun terjatuh dan roboh karena tidak mampu mendengarkan lantunan suara indah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Maka ia diberdirikan oleh sayyidina Abu Bakr As Shiddiq dan dibimbing untuk terus masuk ke shaf shalat dan setelah selesai shalat, ketika orang-orang mulai berdiri dan keluar dari shaf shalat, ia hanya tertunduk saja, maka Rasulullah memanggilnya dan berkata :“kemarilah mendekat kepadaku”, ia mendekat hingga lututnya bersatu dengan lutut nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam namun ia tetap menundukkan kepalanya dan berkata: “wahai Rasulullah, aku tidak mau lagi melihat wajahmu karena mataku sudah banyak berbuat dosa”, maka Rasulullah berkata :“mohonlah ampunan kepada Allah”, maka ia berkata: “aku meyakini bahwa Allah Maha Pengampun, namun mata yang sudah banyak berbuat dosa ini tidak lagi pantas melihat wajahmu wahai Rasulullah”, ia masih terus menundukkkan kepalanya maka rsaulullah berkata : “angkatlah kepalamu!!”
Maka ia pun mengangkat kepalanya perlahan lahan dan beradu pandang denga Rasulullah, lalu ia kembali menundukkan kepalanya dan menangis di pangkuan Rasulullah kemudian wafat dipangkuan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka para sahabat pun kaget dan iri dengan orang itu karena walaupun mereka berjihad siang dan malam namun mereka tidak sempat mendapatkan kesempatan untuk wafat dipangkuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika itu air mata Rasulullah mengalir dan jatuh di atas wajah orang itu.
Semoga telinga kita ini dapat mendengar suara makhluk Allah SWT yang paling indah kelak di hari kiamat.

Jumat, 25 Desember 2015

Berkaitan dengan adanya pertanyaan akan hukum mengucapkan selamat hari natal bagi kaum muslimin,

hal tersebut tidak diharamkan secara mutlak, akan tetapi kembali kepada niat masing-masing, jika niat seseorang yang mengucapkan selamat hari natal adalah bermaksud dengan selamat lahirnya nabi Isa
bin Maryam (bukan Yesus/ tuhan kaum non muslim) maka hal tersebut diperbolehkan, sebagaimana ucapan nabi Isa dalam firman Allah Subhanahu wata’ala :

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ
يَوْمَ وُلِدْتُ
وَيَوْمَ أَمُوتُ
وَيَوْمَ أُبْعَثُ
حَيًّا

( مريم : 33 )

"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”

Pendapat banyak orang mengatakan bahwa tanggal 25 Desember bukanlah hari kelahiran nabi Isa, namun terlepas dari hal itu diperbolehkan mengucapkan selamat kelahiran semua para nabi dan rasul di hari mana pun dan kapan pun, terlebih lagi hari kelahiran nabi termulia nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam 12 Rabi’ Al Awwal. Adapun jika dari ucapan selamat hari natal itu bermaksud untuk menghormati kelahiran nabi yang dianggap sebagai putra tuhan, maka hal ini hukumnya haram. Dan hal ini telah disampaikan oleh guru mulia kita Al Habib Umar bin Muhammad Al Hafizh ketika majelis di Senayan 2 tahun yang lalu tanggal 31 Desember 2010.

Begitu juga hal-hal yang perlu kita perjelas dan harus dihindari oleh kaum muslimin adalah terompet di tahun baru, maka jauhkanlah hal tersebut dari kita, anak-anak kita, keluarga dan kerabat kita, karena jika seorang muslim yang meniupnya maka berarti sebagai tanda kemenangan non muslim atas umat muslimin, tanda kekalahan iman kita adalah dengan memuliakan hal-hal yang dimuliakan oleh orang-orang yang tidak menyembah Allah subhanahu wata’ala dan hal tersembut dihinakan oleh Allah
subhanahu wata’ala.

Kelak akan ditunjukkan di padang mahsyar, ketika nama-nama mereka dipanggil oleh Allah subhanahu wata’ala, dan malaikat mengangkat mereka dengan setinggi-tingginya dan berkata inilah wajah-wajah manusia yang memuliakan sesuatu yang dihinakan oleh Allah subhanahu wata’ala dan menghinakan hal-hal yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala, sehingga berjatuhan kulit wajah-wajah itu dari rasa malu kepada Allah subhanahu wata’ala akan perbuatannya di dunia. Maka jauhkanlah anak-anak dan keluarga serta kerabat kita dari meniup terompet di malam tahun
baru.

اللهم يا ربَّ سيدنا محمد وآل سيدنا محمد صلِّ وسلِّم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد، وأذهِب حزنٓ قلبي في الدنيا والآخرة، وأجرِ يا رب لطفٓك الخفي في أمورِنا وأمورِ المسلمين.
Allahumma yaa rabba sayyidina Muhammad wa aali sayyidina Muhammad shalli wa sallim 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad, wa adzhib huzna qalbi fid-dunya wal aakhirah, wa ajri yaa rab lutfikal khafi fi umurina wa umuril muslimin."

Rahasia dan tips membuat ibadah menjadi khusyu

Suatu hari pernah ada seseorang mendatangi guru mulia Al-Habib Umar Bin Hafidz dan bertanya :
Bagaimana agar kita bisa khusyu' dalam ibadah...?

Habib Umar bin Hafidz menjawab:
Seseorang itu bisa dikatakan khusyu' jika memenuhi enam (6) kriteria, Yaitu:

1. HUDHURUL QALB: حضور القلب
dengan hadirnya hati.

2.TAFAHUMUL MA'ANII: تفاهم المعاني
Memahami setiap arti apa-apa yang kita katakan dan sedang kita lakukan.

3.AL-IJLAL WAT TA'DZHIEM MA'AL HAYBAH: الإجلال والتعظيم مع الهيبة
Memiliki rasa memulyakan dan pengAgungan di iringi dengan rasa haibah (kewibawaan).
Haibah: Rasa takut yang timbul karena rasa mengAgungkan.

4.AL IJLAL WAT TA'DZHIEM: الإجلال والتعظيم
Memiliki rasa mengagungkan dan memulyakan Allah Ta'ala. Terkadang hati kita sudah hadir, mengetahui arti, tapi tanpa pengagungan hal ini seperti seseorang yang memahami perkataan anak kecil tapi tidak terlalu menghiraukannya.

5.AR RAJAA': الرجاء
Penuh harapan, sangat mengharap Ibadah sholat kita di terima oleh Allah,Ini juga menjadi sebab dekatnya kita pada allah serta mengharapkan mendapat balasan yang agung.

6.AL-HAYA': ألحياء
Adanya rasa malu bahwasannya kita tidak menunaikan hak Allah dengan semestinya.

Kemudian Habib Umar menegaskan: "Jika enam kriteria ini,sudah kamu miliki, maka sholatmu sudah bisa di katakan sholat yang khusyu'."

Wallahu a'lam bis shawab.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Ya Allah, Jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang mendirikan sholat dan dari keturunan kami, Wahai Rabb-kami terimalah doa kami.

Mudah-mudahan Allah Ta'ala memudahkan kita untuk menjalankan Ibadah-ibadah dan diKaruniakan Qalbun Saliim, Hati yang tenang, Hati yang damai Hati Yang Khusyu'.

Kamis, 24 Desember 2015

Sejarah singkat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris.Kita mengenal musim itu sebagai Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun
1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat Islam terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual.
Adalah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi --orang Eropa menyebutnya Saladin,
seorang pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata. Salahuddin memerintah para tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub
katakanlah dia setingkat Gubernur. Pusat kesultanannya berada di kota Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir
sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Kata Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Salahuddin mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal kalender Hijriyah, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan secara massal. Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari khalifah di Baghdad yakni An-Nashir, ternyata khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji bulan Dzulhijjah 579 H (1183 Masehi), Salahuddin sebagai penguasa haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera menyosialkan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 Hijriah (1184 M) tanggal 12 Rabiul-Awal dirayakan sebagai hari
Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat Islam. Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin
kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang.Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Sultan Salahuddin pada peringatan Maulid Nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 H) adalah menyelenggarakan
sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan
bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji. Karyanya yang dikenal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering dibaca masyarakat di kampung-kampung pada
peringatan Maulid Nabi.
Barzanji bertutur tentang kehidupan Muhammad, mencakup silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi
rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.
Nama Barzanji diambil dari nama pengarang naskah tersebut yakni Syekh Ja'far al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim. Dia lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul 'Iqd Al-Jawahir (artinya kalung permata) yang disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Tapi kemudian lebih terkenal dengan nama penulisnya
Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini.